Soliloquy Kuy!
- Senarai
- Jul 2, 2020
- 3 min read
Updated: Jul 3, 2020
Aloha Pai!
Engga kerasa ya, tiga bulan berlalu dan sampai sekarang kita bahkan belum tau kapan pandemi berakhir. Pas lagi pandemi gini, pasti kita harus sering-sering puter otak nih biar ngga ngerasa bosen meski harus stay at home dan tentunya biar engga stress dong.
Sebenernya banyak banget hal yang bisa kita lakuin untuk mengusir kebosanan itu, mulai dari menambah waktu untuk melakukan hobby, cobain games seru, bahkan beraniin diri buat mencoba tantangan baru misalnya join ke berbagai online competition sampai singing audition.
Kalo aku sendiri sih, biasanya menghabiskan waktu luang buat nonton berbagai film, nulis, atau baca buku. Tapi selain dua hal itu, ada 1 kegiatan lagi yang aku rasa jadi lebih sering aku lakuin saat pandemi gini nih. Yaitu soliloquy!
Apa sih soliloquy?
Bagi kalian penggemar Shakespeare, pasti sering banget menjumpai tokoh-tokoh dalam dramanya yang hobby ber-soliloquy.
Dalam drama, soliloquy itu kegiatan yang dilakukan seorang karakter dalam menyampaikan apa yang mereka pikirkan atau mereka rasakan. Selain dalam drama, soliloquy ini juga jadi salah satu cara buat terapi loh dalam dunia psikologi.
Menurut Vincenzo Conigliaro dalam bukunya yang berjudul The Internal Soliloquy: From a Psychotherapist's Heart and Mind Thoughts and Feelings I Did and Did Not Share with My Patients, selain harus sabar dalam mendengarkan pasien, seorang psychotherapist juga harus bisa mendengarkan dirinya sendiri. Tujuannya agar dirinya bisa bersikap terbuka terhadap segala perkataan pasien dan memikirkan pikiran, perkataan, dan kesadaran diri mereka sendiri. Nah, sama halnya dalam kehidupan nyata. Soliloquy itu artinya bercakap-cakap dengan diri sendiri, bentuknya bisa dengan memberi pertanyaan dan menyatakan sesuatu yang ditujukan buat diri kita sendiri.

Kayak orang gila dong?
Mmm bisa dikatakan hampir mirip sih. Bedanya, sebagai orang yang sadar saat ber-soliloquy biasanya mengangkat topik yang jelas dan berkesinambungan. Kalo aku sendiri, sering banget melakukan ini disaat aku kebingungan akan sesuatu dan kebingungan dalam menentukan pilihan. Aku sering ber-soliloquy di depan cermin, sambil jalan kaki, atau bahkan sambil rebahan, dan ternyata setelah aku perhatikan, banyak juga dong manfaatnya!
Nah apa aja sih? Yuk simak senarai berikut :
1. Membantu dalam mempertimbangkan sebuah keputusan
Hampir setiap keputusanku selama pandemi ini selalu dibersamai oleh soliloquy loh. Beneran deh, kalo lagi bingung membuat keputusan pasti selalu muncul pertanyaan "Apa yang akan terjadi kalo aku memutuskan untuk A? Apa kerugiannya?". Nah pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu mengawaliku ber-soliloquy, dimana aku juga akan menemukan jawabannya sendiri. Soliloquy disini perannya sebagai pemantik diri kita buat mikirin segi positif dan negatif dari calon keputusan kita sendiri, yang pada akhirnya kita jadi bisa mempertimbangkan mana yang paling sedikit resikonya dan yang paling banyak manfaatnya.
2. Meminimalisir penyesalan
Setelah memutuskan nih, biasanya timbul tuh pertanyaan "Aku bakal nyesel ngga sih?". Nah dari pengalamanku, soliloquy ini bisa jadi media buat mengukur kekecewaan. Maksudnya, setelah ber-soliloquy kita pasti punya bekal nih buat siap-siap menghadapi seberapa dalam kita akan kecewa ketika kita mengambil sebuah keputusan. Karena saat kita ber-soliloquy, kita bisa menemukan resiko-resiko dari setiap keputusan yang kemungkinan kita ambil, dan pastinya keputusan akan jatuh kepada pilihan dengan resiko terendah.
3. Membantu membentuk sikap dewasa
Hah kok bisa? Emang dewasa itu apa?
Kalo ngomongin definisi dewasa sih aku bukan ahlinya ya Pai. Tapi dari beberapa ciri-ciri orang dewasa, berani mengambil resiko adalah salah satu yang sering diyakini termasuk ke dalamnya. Soliloquy bisa banget mendorong kita untuk melakukan keberanian jenis ini nih. Selain itu, dalam sebuah akun Instagram @aesducation ada sebuah statement bahwa ketika kita dewasa, kita menyadari kita akan speak up sama hal-hal yang kita mau dan butuhkan. Nah soliloquy bisa jadi langkah awal kita buat speak up nih, karna untuk melanjutkan speak up ke jangkauan yang lebih luas kita harus berani speak up dihadapan diri sendiri terlebih dahulu kan?
Yups, itu dia Pai manfaat soliloquy yang aku dapat. Siapa tau kan ternyata manfaat ini juga bisa kalian dapatkan. Selamat mencoba!
Comentarios